Aku ni kurang baek apa ya?
Semenjak ngekost, di Jogja, jarang banget temen-temenku yang maen ke kost. Cuma hanya sekedar ngobrol, ngemil bareng, nonton bareng, becanda bareng, aku pengen itu ada. Apa aku salah milih temen? Apa caraku yang salah, yang pada akhirnya membuatku berfikir kalau aku mendapatkan temen yang berKUANTITAS bukan berKUALITAS. Contohnya saja saat aku sakit, jaraang banget yang jenguk. Ditanyain pun pas aku sudah sehat.
To the point aja ...
Terakhir kali aku berfikir bahwa teman sejati itu gak ada disini ketika aku sakit. Sebelumnya, aku sama temen-temenku jalan-jalan ke malioboro, sekalian mau beli tiket buat adik ip ku yang mau pulang ke Blora. Setelah membeli tiket, kami masih pengen jalan di seputaran Malioboro. Kami beli pempek disana, sebelumnya aku makan siang sekitar jam 11, langsung tancap sorenya makan pempek.
Habis makan, duduk-duduk bentar, trus kami pulang.
Salah satu temanku bilang, "Eh, besok tolong bantuin aku ngerjain tugas kuliah ya".
Aku sontak menjawab "Ya!" tanpa pikir panjang, toh itu juga aku dengan senang hati membantunya.
Tak berapa lama kami pun pulang.
Keesokan paginya sekitar jam 3 pagi, tiba-tiba perutku sakit banget. Gak bisa ngapa-ngapain. Cuma bisa teriak-teriak kesakitan. Bolak-balik ke kamar mandi, muntah, diare, muntah. Pas agak redaan setelah dikasih obat, aku pikir aku muntaber. Eh, untungnya bukan. Setelah dicek ternyata lambungku yang bermasalah.
Nah, kan hari ini adek ku rencananya mau pulang ke rumahnya di Blora. Aku dah janji mau nganter nunggu travel di Apotek Kentungan. Tapi dengan kondisi lambungku seperti ini, berdiri aja sakit rasanya. Aku berinisiatif minta tolong sama temenku yang kemaren minta tolong bantu ngerjain tugasnya.
Pas ditelpon, suaranya masih ngantuk-ngantuk gitu sekitar jam setengah 6 pagi. Ditelpon aku bilang minta tolong buat nganterin adekku ke kentungan, kasian dia gakda yang nganter. Tapi jawabnya, aku capek lah, masih ngantuuuk, gak bisa Chan.
Dengan perasaan kecewa aku pun menutup telpon ku. Aku merasa gak enak sama adekku. Siapa yang nganterin. Terus aku telpon pacarku, tapi gak diangkat-angkat. Setelah berulang kali di telpon akhirnya nyambung juga. Setelah aku minta, dia bersedia buat nganterin adekku.
Aku bilang ke dia klo perutku sakit, dan gak bisa bangun. baiknya dia pas kekost nganterin sarapan buatku (So Sweet.... ). Untunglah aku punya pacar yang bisa siap sedia saat aku butuhkan.
Nah, dari dua orang ini, aku membedakan. Apakah pacar lebih baik dibandingkan teman?
Apakah pacar bisa lebih diandalkan dibandingkan teman. Apakah aku yang kurang baik bagi mereka, teman-temanku sendiri, hingga aku minta tolong saja mereka kesannya males.
Memang susah cari sahabat sejati dikota orang. yang selalu siap jika dibutuhkan, bukannya males.
Dari sini aku ambil kesimpulan, aku tetap tidak akan berteman terlalu baik dengan siapapun yang hanya kukenal sebentar. Dibaik-baikin juga balesannya tidak setimpal. Kalau aku bisa sendiri kenapa aku butuh orang lain, tapi HELOOO... gak selamanya aku bisa sendiri, aku juga butuh orang lain.
Hanya kepada-Nya lah kita bisa berharap lebih, jangan berharap ke orang, itu hanya akan membuat kita sakit hati.
Apakah orang seperti itu bisa kita anggap teman?
Secara nyata, okelah kita sebut teman.
Tapi teman yang gak bisa bantu temennya yang lagi kesusahan, apa itu teman namanya?
Itu hanya rekan kerja. Yang bisa diajak kompromi saat keduanya saling membutuhkan saja, hanya dalam waktu pendek, bukan jangka panjang.
Buat kalian yang baca ini, jika kalian memilih untuk berteman, maka carilah yang benar-benar empati kepada kalian, jangan hanya simpati saja yang nantinya kalian dapatkan.
Jika kalian sudah sekali mendapatkan empati, maka berempati baliklah kepadanya. Dan ketika hal itu terjadi berulang kali tanpa meminta, barulah bisa disebut sebagai teman.
Just FRIEND guys, i need you !
Pendapat yagn mengatakan "anggaplah teman seperti keluarga sendiri", bullshit itu semua. Keluarga ya keluarga, teman ya teman, rekan ya rekan. Mereka (baca: teman, rekan) hanya sebuah gelar yang terekam di otak kita, yang kita anggap bisa diajak kerjasama dalam hal apapun yang bisa saling menguntungkan, bukan malah membuntungkan.
Selama aku hidup di kota orang ini, aku berharap ada seseorang yang dapat saling berbagi, sakit dirasain bersama, senang bersama, kan indah tu rasanya.
gak cuma dimulut saja..
Do the best donk buat sahabat kalian, gak ada salahnya, gak ada ruginya juga kalau kita saling menolong.
Untuk itu, marilah kita menjaga persahabatan yang telah terjalin, supaya dikemudian hari, saat kita bertemu, masa lalu akan menjadi suatu moment yang indah saat kita ingat, menertawaakan hari-hari kita yang bodoh, hari-hari yang sedih, dan juga hari-hari bahagia kita yang menakjubkan.
Gak perlu banyak-banyak cari teman. Satu pun cukup yang penting BERKUALITAS ya, ingat BERKUALITAS!
See you later in my other quote's...